Bukan perkara mudah memang melatih tim amatir sekelas Divisi I. Selain minimnya dana untuk membangun tim mumpuni, sang arsitek pun dituntut meracik komposisi pemain yang belum sepenuhnya memahami filosofi si kulit bundar. Hal itu dirasakan betul oleh pelatih Perseta Tulungagung, Kurnia Patmaedi.
Menurut Kurnia, banyak kendala yang dirasakan sebagai pelatih tim Divisi I. Dibutuhkan pendekatan personal kepada para pemain tentang arti kedisiplinan.
"Ini masih ditambah minimnya pengertian mengenai profesi yang belum sepenuhnya didapat oleh pemain. Jika tim professional, mereka sudah tahu profesinya. Akan tetapi, kami tidak bisa menekan mereka sepenuhnya," ujar Kurnia.
Dia memahami, mayoritas pemain di skuadnya merupakan Pegawai Negri Sipil daerah setempat. "Ada beberapa pemain kami yang menjadi PNS. Kami mengoptimalkan mereka, karena kami ingin memaksimalkan potensi daerah."
Untuk mensiasatinya, Perseta meminta dispensasi dari instansi tempat pemain tersebut bekerja. "Dengan sistem dispensasi, tidak menjadi masalah. Jadi, kami bisa berlatih intensif latihan pada pagi dan sore hari."
Selain tersandung aktivitas pemain di luar lapangan, Kurnia mengatakan minimnya waktu membentuk materi pemain mumpuni untuk mengarungi musim kompetisi Divisi I 2012, menjadi rintangan yang harus dihadapinya.
"Jelas ada kesulitan dalam merekrut pemain. Apalagi Perseta melakukan persiapan selama satu pekan. Jadi banyak pemain yang sudah direkrut oleh klub lain."
Untuk saat ini, Kurnia mengatakan, Perseta fokus membina pemain U-23. "Yang kita butuhkan dari pemain senior adalah memberi motivasi kepada yuniornya di lapangan sesuai kapasitas dia, selama dia masih mampu," ucap Kurnia.
Facebook
Twitter
Google+