VIVAbola – Juventus demam panggung. Kiasan tersebut kiranya tepat menggambarkan kondisi La Vecchia Signora di kancah Liga Champions. Membuka perjalanan di pentas Eropa, Juventus hanya memetik hasil imbang dalam dua laga.
Jelas, bukan hasil yang diharapkan dari tim sekelas Juventus. Tampil tidak terkalahkan dalam 45 pertandingan di kancah Serie A, Juventus kini bertengger di posisi tiga klasemen grup E babak penyisihan Liga Champions.
Kondisi genting ini harus segara diwaspadai. Jika kondisi ini terus berlanjut hingga partai terakhir babak penyisihan grup, bisa dipastikan Juventus akan terlempar dari kasta kompetisi nomor satu di Eropa.
Di pertandingan pertama, Juventus harus bermain imbang 2-2 dengan Chelsea. Di laga perdana, Juventus tampil kurang meyakinkan. Tim besutan Massimo Carrera itu tertinggal dua gol lewat tendangan jarak jauh Oscar. Beruntung, Juventus berhasil bangkit lewat gol yang disarangkan Artuto Vidal dan Fabio Quagliarella. Juventus selamat dari kekalahan.
Situasi tidak banyak berubah saat Juventus berhadapan dengan wakil Ukraina, Shakhtar Donestk. Pemegang mahkota Scudetto itu harus kebobolan lebih dulu lewat Alex Teixeira. Beruntung, Juventus merespon cepat situasi ini. Leonardo Bonucci menjadi pahlawan Juventus.
Selepas laga kontra Shakhtar, Carrera berujar timnya kesulitan tampil lepas. Ini menjadi kendala utama buat timnya memetik poin penuh di kandang sendiri. “Kami keluar ke lapangan dengan sedikit rasa takut. Kami tahu mereka lawan yang sulit, meskipun beberapa orang mengatakan pertandingan akan berjalan mulus,” kata Carrera kepada Sky Sport Italia.
Carrera merasa, timnya berada di bawah tekanan hingga akhirnya kebobolan lebih dulu. “Beruntung kami merespon dengan baik dan berhasil kembali ke level kami yang sebenarnya,” lanjut allenatore pengganti Antonio Conte tersebut
Jadwal padat jadi kendala
Selain demam panggung, Carrera menyebut, terkurasnya fisik pemain menjadi alasan utama anak asuhnya. Setelah mengalahkan AS Roma, Juventus harus bermain di laga tengah pekan di panggung Eropa.
Di samping itu, Carrera menyebut, dua musim absen di Liga Champions membuat Juventus kesulitan menjalani ketatnya setiap partai di kancah Eropa. "Musim lalu kami tidak bermain di Eropa, jadi mungkin itu yang menjelaskan mengapa kami sangat keletihan," ujar Carrera usai laga, seperti dilansir UEFA.com.
Carrera merasa, jadwal Liga Champion yang padat membuat dia kesulitan merotasi pemain untuk tetap tampil optimal. Terlebih, pertandingan di kancah Liga Champions berlangsung di tengah pekan, setelah menjalani agenda rutin pertandingan liga.
“Kami belum bisa bermain pada laga yang sebanyak ini dan kami belum bisa memberikan waktu istirahat pada pemain-pemain penting kami. Waktu persiapan kami sangat sempit, jadi musim lalu lebih mudah,” papar asisten pelatih Juventus tersebut.
Kecemasan Juventus kian menjadi, mengetahui Shakhtar mampu memperlihatkan perlawanan tangguh duta dari Ukraina itu.“Kami sedikit gugup pada awal laga karena kami tahu Shakthar akan jadi lawan yang sulit. Kami kebobolan, tapi kami bisa merespon lalu bisa bermain sama bagusnya seperti mereka,” imbuh Carrera.
Meski berada dalam posisi genting, Carrera tidak pernah ragu Juventus bisa kembali menemukan performa terbaik. Kendati tergabung dalam grup sulit, Juventus mampu mengatasi situasi sulit ini.“Kami memiliki lawan yang kuat dalam grup kami, tapi saya yakin kalau Juventus akan kompetitif sampai akhir,”dia menambahkan.
Bayern Munich di bawah performa
Tidak hanya Juventus yang gagal memaksimalkan poin di Liga Champions. Raksasa Bundesliga, Bayern Munich juga sedang terpuruk. Tim asuhan Jupp Heynckes itu menyerah 1-3 saat berhadapan dengan tim medioker, BATE.
Kekalahan ini mendorong FC Hollywood ke peringkat tiga klasemen grup F. Semangat pantang menyerah menjadi kunci sukses BATE menumbangkan finalis Liga Champions musim lalu itu. Lewat kemenangan ini, pelatih BATE, Viktor Goncharenko mengirim pesan, timnya tidak bisa diremehkan.
“Benar-benar fantastis! Itulah semangat tim kami. Kami bekerja keras untuk mencapai titik ini. Saya ucapkan selamat pada fans dan tim. Saya ucapkan terima kasih pada semua orang,” kata Goncharenko, seperti dilansir Soccerway.
Tentu hasil yang diraih Juventus dan Bayern kontras dengan rapor para raksasa di partai kedua Liga Champions. Manchester United bsukses menekuk CFR Cluj 2-1, Barcelona kian digdaya di klasemen grup G usai menekuk Benfica 2-0.
Tidak kalah cemerlang, Chelsea berhasil menggasak utusan Denmark, Nordsjælland empat gol tanpa balas. Sukses besar ini membuat Chelsea memimpin klasemen grup E mengemas 4 poin. Tim asuhan Roberto Di Matteo itu unggul produktivitas gol atas Shakhtar.
Terlepas dari hasil positif dan negatif yang menjangkiti tim besar, Liga Champions masih menyisakan banyak pertandingan. Hasil tersebut belumlah relevan untuk mengukur kekuatan tim mapan di babak penyisihan grup.
Facebook
Twitter
Google+
