VIVAbola - Wafatnya legenda sepakbola Indonesia, Ribut Waidi, Minggu 3 Juni 2012, menjadi satu kehilangan besar bagi persepakbolaan nasional. Lantas bagaimana sosok mantan striker timnas itu dimata rekan-rekannya?
"Ribut termasuk orang yang mudah bergaul dan senang berbagi ilmu," tutur mantan penjaga gawang yang juga rekan setim Ribut di PSIS Semarang, Bambang Haryanto, yang datang memberi penghormatan terakhir di rumah duka.
Sementara itu, menurut Koordinator Save Our Soccer (SOS) Apung Widadi, Ribut sangat perhatian terhadap perkembangan pemain-pemain muda Semarang. Organsiasi suporter lintas klub itu juga memandang sosok pria kelahiran Pati, 5 Desember 1962, itu sebagai cermin kesederhanaan seorang atlet besar.
"Semasa hidupnya, almarhum secara rutin mengunjungi SSB Tugu Muda saat latihan. Almarhum sangat telaten memotivasi anak-anak dan berdiskusi dengan pelatih-pelatih SSB di Semarang," tutur Apung.
Ribut mengalami serangan jantung sebelum menghembuskan napas terakhir di Rumas Sakit Tugurejo, Semarang, Minggu pagi tadi. Menurut pantauan VIVAbola, tak sedikit mantan rekan-rekan Ribut di PSIS yang tampak melayat di rumah duka di Jalan Wahyu Asri Dalam 4B/70 Ngaliyan, Semarang.
Ribut, yang mencetak gol tunggal kemenangan Indonesia atas Malaysia di final SEA Games 1987, meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Siang tadi, jenazah Ribut dikebumikan di pemakaman Taman Giriloyo tidak jauh dari rumahnya. (irb)
Facebook
Twitter
Google+