Kamis, 31 Mei 2012

Terkait Tuntutan APPI, Ini Tanggapan PT Liga


VIVAbola - PT Liga Indonesia akhirnya angkat bicara terkait ancaman mogok sejumlah pemain yang tegabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). Aksi ini merupakan buntut keterlambatan gaji sejumlah pemain yang tampil di Liga Super Indonesia (ISL) maupun Indonesian Premier League (IPL).

Menurut CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, di era industrialisasi saat ini hubungan pemain dan klub tak sekadar antara pemberi dan penerima pekerjaan saja. Bagi Djoko, sepakbola itu sendiri memiliki oportunity (peluang) sekaligus resiko. Artinya sepak bola memiliki proyeksi pendapatan yang besar dan ada juga potensi kerugian yang cukup besar pula.

PT Liga sendiri sangat mengapreseasi kehadiran APPI dengan segala upaya yang telah muncul saat ini. "Ini menjadi elemen dari industri sepak bola itu sendiri. Tapi, kami sangat berharap bahwa kehadiran APPI tidak menyekat hubungan antara pemain dengan klub karena pemain itu terikat kontrak dengan klub, bukan dengan APPI," kata Joko dalam jumpa pers, Rabu, 30 Mei 2012.

"Kondisi yang kami hadapi sekarang harus dilihat sebagai proses pertumbuhan baik itu di level klub, pemain, khususnya asosiasi pemain. Sehingga satu sama lain harus mengerti bahwa di industri sepakbola ini pemain bukan sekadar menerima uang, tapi juga menjadi bagian untuk berkembangnya sepakbola," sambung Joko.

Menurut Joko, risiko yang dihadapi pemain sama besarnya dengan risiko yang dihadapi klub. PT Liga harus memposisikan klub menjadi bagian untuk pengembangan sepakbola dan industri. "Tidak memposisikan klub di bagian marginal, sehingga seolah-olah menjadi orang yang dikejar-kejar untuk tuntutan membayar hutang."

"Kalau opsi ini bisa dimengerti kami berharap bahwa ini adalah masa pembelajaran kita semua agar klub, pemain, dan APPI bisa bergandengan tangan," beber pria asal Ngawi tersebut.

Joko pun memuji langkah-langkah yang dilakukan APPI. Tapi, ia juga tak lupa memberikan kritikan kepada Ponaryo dan kawan-kawan.

Memuji dalam arti kita berharap ada sebuah jalur yang menjembatani antara pemain dengan klub dengan semua konsekuensi yang ada. Mengkritik karena PT Liga sebenarnya ingin mereka lebih kencang, lebih kritis, dan lebih awal. Tidak dalam konteks ketika kesulitan itu muncul karena pemain sebelum menandatangani kontrak, sebenarnya dalam konteks bisnis harus mengukur risiko.

"Oleh karenanya kami ingin semuanya melihat ini sebagai masa transisi dan pembelajaran bagi kita semua," kata Joko. 

"Liga dengan semua catatan yang dihadapi akan berada di depan untuk menjamin semua hak pemain bisa terpenuhi. Tetapi, pemain harus memahami kondisi yang dihadapi klub. Hak tidak pernah bisa digugurkan, tapi cara pemenuhan hak semuanya harus mengerti karena kondisi yang dialami klub-klub," beber Joko.

Sebelumnya APPI telah mengeluarkan 5 sikap terkait permasalahan yang menimpa sepak bola Indonesia belakangan ini. Salah satunya adalah tuntutan kepada klub bermasalah untuk memberi tanggapan terkait keterlambatan gaji para pemainnya paling lambat 7 Juni 2012. Bila tidak, para pemain ISL maupun IPL yang tergabung di dalam APPI akan menggelar mogok bermain. Menurut Presiden APPI, ini merupakan langkah terakhir yang akan mereka lakukan dalam memperjuangkan hak-hak para pesepak bola profesional Indonesia.

Facebook Twitter Google+

Ditulis Oleh : srop // 03.00
Kategori:

 
Diberdayakan oleh Blogger.